KenaLi Kotaku; Palu – Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah merupakan satu dari sedikit wilayah di Indonesia yang memiliki perpaduan serasi antara keindahan alam, kekayaan budaya, dan sejarah yang panjang, yang sangat menarik untuk diketahui, dipelajari, dan tentu saja… untuk DIKUNJUNGI!

Kota Palu

Kota Palu berada di Teluk Palu dengan bentuk daratan berupa dataran rendah di bagian barat serta daerah berbukit di bagian timur. Secara astronomi, Kota Palu terletak antara 0° 35″ – 0° 56″ lintang selatan dan 119° 45″ – 120° 1″ bujur timur tepat berada dibawah garis khatulistiwa. Kota yang jarang turun hujan ini dikenal sebagai salah satu kota terkering di Indonesia dengan udara yang panas pada siang hari dan sejuk pada malam hari. Udara yang panas akan membuat tubuh kita berkeringat sepanjang hari, namun hal ini cukup terobati oleh keindahan pemandangan yang ditawarkan Kota Palu yang membuat sejuk mata. Banyak objek-objek wisata yang berpotensi untuk berkembang di Kota Palu, baik objek wisata alam dan objek wisata budaya. Beberapa objek wisata yang ada antara lain Teluk Palu merupakan salah satu kawasan wisata bahari yang memiliki daya tarik pemandangan pegunungan dan pantai serta memberikan peluang untuk olahraga selancar angin (windsurfing). Pantai Talise memiliki panorama alam yang indah dan cocok untuk melakukan olahraga air seperti selancar angin (windsurfing) dan ski air (waterski). Di pantai ini juga dapat menikmati pemandangan matahari terbenam (sunset) di sela-sela Gunung Gawalise sambil menyaksikan nelayan memancing atau menjala ikan. Pada malam hari tempat ini banyak dikunjungi masyarakat untuk menikmati udara alam yang sejuk sambil menikmati makanan dan minuman khas daerah seperti jagung bakar dan sarabah. Taman Ria, merupakan tempat rekreasi keluarga di pesisir Teluk Palu yang biasanya ramai dikunjungi pada malam hari dan pagi atau sore hari pada hari libur, sambil menikmati makanan dan minuman khas daerah di sepanjang pesisir pantai serta menikmati pemandangan Teluk Palu. Selain pemandangan di sepanjang pesisir pantai, Kota Palu juga menawarkan pemandangan perbukitan yang sangat cocok untuk dikunjungi baik pada siang maupun malam hari sembari santai melihat Kota Palu dan Teluk Palu yang cantik dari ketinggian. Bumi Roviega adalah salah satu objek wisata yang berupa daerah perbukitan di bagian timur Kota Palu. Dari kawasan Bumi Roviega, dapat menikmati pemandangan alam Teluk Palu dan di kawaan ini juga terdapat arena motor cross, padang golf, pusat kerajinan di lokasi MTQ Jabal Nur, Pusat Industri Kecil (PIK) rumah tangga dan lokasi Perguruan Tinggi Negeri Tadulako (UNTAD). Selain itu juga terdapat Cagar Alam Poboya, yaitu hutan lindung dengan luas areal 1.000 hektar dimana terdapat perkebunan kemiri yang dapat dijadikan objek wisata agro. Dari tempat ini dapat menikmati pemandangan matahari terbit (sunrise) dan pemandangan alam Kota Palu serta Gunung Gawalise yang letaknya berhadapan.

Selain menawarkan objek wisata alam, Kota Palu juga banyak terdapat objek wisata budaya. Diantaranya adalah Sou Raja atau Banua Oge. Sou Raja (rumah Raja) adalah rumah adat yang dibangun dengan perpaduan arsitektur Bugis dan Suku Kaili yang masyarakatnya mayoritas mendiami Lembah Napu. Sou Raja dibangun atas prakarsa Raja Yodjokodi pada sekitar abad ke-19 sebelum masehi yang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga raja dan sebagai pusat pemerintahan kerajaan. Sou Raja yang berada di Kelurahan Lere merupakan bekas tempat tinggal Raja Djanggola yang dahulu pernah berkuasa di Palu. Ada juga Makam Dato Karama. Dato Karama adalah gelar dari Abdullah Raqie, tokoh yang pertama mengajarkan agama Islam di kalangan suku Kaili di Lembah Palu sekitar awal abad ke-19, masyarakat setempat memberi gelar Dato Karama karena ia memiliki banyak kesaktian. Makam Dato Karama selain mengandung nilai sejarah juga dianggap keramat oleh masyarakat setempat dan pada waktu tertentu masyarakat sering melakukan ziarah ke tempat ini. Di lokasi makam Dato Karama terdapat 21 buah makam, diperkirakan diantaranya terdapat makam istrinya, sedangkan yang lainnya adalah makam pengikutnya. 

Kabupaten Poso

Perjalanan Palu-Poso ditempuh dalam waktu sekitar 5 jam perjalanan. Pemandangan di sepanjang jalan menuju Poso sangat menakjubkan. Perbukitan yang hijau setia menemani perjalanan.

Poso merupakan kota pelabuhan utama sekaligus kota pelabuhan dan terminal di wilayah pantai utara Sulawesi Tengah. Bagi wisatawan, Poso adalah kota persinggahan (transit) sebelum melanjutkan perjalanan ke beberapa lokasi wisata di sekitar Poso. Lokasi pertama yang bisa kita kunjungi ketika sesampainya di Kabupaten Poso adalah Danau Poso. Danau terbesar ketiga di Indonesia ini memiliki luas sekitar 32.300 hektar dengan kedalaman rata-rata 500 meter. Letak danau berada pada ketinggian 657 meter di atas permukaan laut. Danau ini memiliki keunikan karena berpasir putih dan kuning keemasan serta bergelombang seperti laut. Panorama alam disekelilingnya sangat indah dan perbukitan serta hutan disekitarnya berdiri tegak memagari danau. Pada setiap bulan Agustus digelar acara Festival Danau Poso yang merupakan acara budaya yang terbesar di wilayah ini. Festival ini diikuti oleh sebagian besar masyarakat desa yang berada di daerah yang indah ini. Setelah puas menikmati pemandangan Danau Poso, kita bisa  melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Saluopa. Air terjun Saluopa terdiri dari 12 tingkat dengan aliran air yang sangat deras, jernih dan sejuk. Di sekitar air terjun ini terdapat hutan yang menambah ke­indahan panorama alamnya. Untuk menuju lokasi air terjun harus ditempuh dengan berjalan kaki sepanjang 500 meter dari tempat parkir kendaraan. Pengunjung dapat naik sam­pai ke tingkat teratas melalui tangga yang berada sepanjang air terjun dan tidak berlumut. Perjalanan panjang menuju air terjun rasanya terbayar oleh keindahan air terjun yang sangat menyejukkan mata. Bahkan pengunjung dapat berenang di beberapa kolam dengan airnya yang bening sejernih kristal. Setelah puas bermain air, kita bisa melanjutkan perjalanan kembali. Ada objek wisata Goa Pamona. Pada masa budaya megalith, Goa Pamona berfungsi sebagai tempat penguburan kedua. Mulut Goa Pamona menghadap ke selatan dengan lebar 2,40 meter, memiliki kedalaman sedalam 80 meter dan di dalamnya terdapat 8 buah kamar tempat menyimpan ke­rangka manusia serta bekal kuburnya. APA!?! Kerangka manusia?? Tengkorak?!?

Selain itu di Poso, kita dapat mengunjungi Pusat Kerajinan Rakyat Pembuat Cinderamata. Di tempat ini dapat disaksikan ketrampilan para pengrajin meng­ukir kayu eboni untuk dijadikan souvenir atau cinderamata bagi para wisatawan. Kayu eboni atau lazim disebut kayu hitam merupakan kayu yang langka di dunia dan harganya sangat mahal. Bibit kayu eboni ini terdapat di tengah-tengah hutan, apabila akan digunakan untuk bahan baku meubel dan cinderamata, kayu ini harus sudah berumur ratusan tahun baru dapat diproses atau ditebang. Dasar wanita, begitu dengar kata cinderamata, yang ada di otaknya adalah belanja. Yup! It’s time for shopping, girl!!!

Poso adalah sebuah kota kecil yang teratur dan dapat ditempuh keliling kota ini hanya dengan berjalan kaki. Suasana malam di Kota Poso cukup sepi. Mungkin masih ada pengaruh pasca kerusuhan beberapa waktu silam, sehingga belum banyak masyarakat maupun wisatawan yang datang ke kota ini. 


Kabupaten Parigi Moutong

Kabupaten Parigi Moutong terletak memanjang di sisi barat Teluk Tomini, dengan luas wilayah 6.231,85 km2. Keadaan alam wilayah Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari daratan, pantai dan hamparan-hamparan pegunungan yang luas, menyimpan kekayaan objek-objek wisata yang berpotensi menjadi daya tarik bagi kunjungan wisatawan ke tempat ini. Kita bisa menyusuri jalan Trans Sulawesi di sepanjang pesisir Teluk Tomini dari arah selatan menuju utara Kabupaten Parigi Moutong.

Objek wisata pertama yang bisa dikunjungi adalah Air Panas Kayu Boko. Dahulu tempat ini adalah tempat pemandian serdadu-serdadu jepang pada jaman penjajahan Jepang dan memiliki panorama alam yang indah. Di sini juga terdapat Tugu Khatulistiwa. Siapa bilang Tugu Khatulistiwa hanya terdapat di Pontianak, Kalimantan Barat saja. Di Kabupaten Parigi Moutong ternyata juga ada. Dibangun pada tahun 1992 sebagai tanda bahwa desa tersebut berada tepat pada garis khatulistiwa 0o. Pembangunan tugu tersebut dalam rangka kegiatan Latihan Integrasi Taruna Dewasa (LATSITARDA) Nusantara XIII (1991-1992). Satu hal yang disayangkan, keadaan tugu khatulistiwa disini tidak terawat dengan baik. Hanya dibiarkan begitu saja dengan cat yang kian memudar juga rumput liar tumbuh di sekeliling tugu. Padahal sebenarnya tugu khatulistiwa ini dapat menjadi salah satu simbol Kabupaten Parigi Moutong. Melanjutkan perjalanan ke arah utara, kita bisa menuju ke salah satu objek wisata budaya lainnya yaitu Situs Bekas Istana Tinombo. Bangunan bekas istana Tinombo dibangun pada tahun 1930 oleh Pemerintah Belanda, pada masa pemerintahan Raja Tinombolotutu, dengan arsitektur Cina. Bangunan ini terdiri dari atas bangunan induk dengan luas 15,5 x 12,5 meter dan dapur dengan luas 14,5 x 5,5 meter serta memiliki halaman dengan luas 90 x 80 meter. Bangunan ini pernah dipugar dan dirawat oleh ahli waris.

Cukup mendatangi objek wisata budaya, sekarang waktunya melirik objek wisata alam yang ada di Kabupaten Parigi Moutong. Pertama adalah Air Terjun Likunggawali. Objek wisata ini merupakan tempat olahraga panjat tebing yang curamnya lebih dari 80 meter dan memiliki panorama alam yang indah. Di lokasi ini juga terdapat air terjun dan jalur trekking yang melewati beberapa desa di sekitar, yaitu Jalur Likunggawali–Janaedo (merupakan jalur trekking dari daerah pantai timur ke daerah pantai barat) dan jalur trekking Towera–Janaedo. Pada jalur trekking Linggawali–Janaedo, yang dapat dilihat adalah air terjun Toranaya dan pada waktu-waktu tertentu di lokasi air terjun dapat dilihat burung Walet Sarang putih (Callocalia Fuchipagus). Jalur menuju air terjun masih sangat alami, sehingga  benar-benar harus melewati semak belukar, menyeberangi sungai, lompat diantara batu-batu sungai, juga memanjat untuk mencapai lokasi air terjun.

Setelah  berpetualang mendaki gunung lewati lembah, next destination is… Pantai Nalera! Pantai Nalera terletak tepat di pinggir jalan raya Trans Sulawesi, sehingga untuk mencarinya tidaklah sulit. Pantai ini memiliki panorama alam yang indah karena letaknya yang berhadapan dengan gunung, dengan hamparan pasir putih yang indah dan luas, sehingga cocok untuk tempat mandi dan berjemur. Disini para pengunjung dapat menikmati sunrise dan sunset. Apabila air surut, maka akan terbentuk kolam yang dikelilingi oleh karang yang berwarna warni.

Di sini juga terdapat habitat satwa langka Burung Maleo. Burung Maleo adalah merupakan jenis satwa endemik Sulawesi yang dilindungi. Burung Maleo bertelur di pasir dengan kedalaman sekitar 30 sentimeter. Sesudah bertelur, burung tersebut terbang dan waktu penetasannya secara alamiah dalam selang waktu kurang lebih 80 hari. Telurnya 6 kali lebih besar dari telur ayam, sedang­kan besar Burung Maleo hanya sebesar ayam biasa.

Kabupaten Donggala

Donggala adalah sebuah kota tua yang terletak 34 km timur laut dari Kota Palu dengan arsitektur Belanda yang masih menghiasi kota. Pada masa kolonial, Donggala merupakan kota Pelabuhan dan perdagangan yang cukup sibuk di wilayah Sulawesi Tengah.

Salah satu pantai yang kudu kita kunjungi ketika berada di Palu, yaitu Tanjung Karang. Tanjung Karang merupakan lokasi wisata terpenting di wilayah ini sekaligus menjadi salah satu objek wisata andalan Provinsi Sulawesi Tengah. Pantai Tanjung Karang terletak sekitar 5 km di utara Donggala. “INDAHNYAAAAAAAAA………..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” pantai berpasir putih dengan warna air laut yang bervariasi dari hijau hingga biru. Masih sangat alami. Seperti namanya, Tanjung Karang juga menawarkan keindahan bawah laut berupa taman laut dengan aneka terumbu karang dan ikan hias. Tidak jauh dari Pantai Tanjung Karang terdapat objek wisata Pusentasi. Merupakan sumur air asin yang letaknya kurang lebih 10 meter dari pantai dengan garis tengah kurang lebih 15 meter dan dengan kedalaman kurang lebih 7 meter. Oleh masyarakat setempat disebut Pusentasi yang artinya pusat laut. Bila air surut maka air di dalam sumur akan naik dan sebaliknya bila pasang naik air di dalam sumur akan surut. Pusentasi berada di dalam kawasan objek wisata Pantai Pasir Putih Pusentasi Towale yang memiliki panorama alam dan udara yang sejuk, serta dihiasi oleh jejeran karang di pinggir pantai yang sangat indah dan berwarna-warni. Konon masyarakat setempat mempercayai bahwa jika kita berhasil menyentuh bagian bawah dari sumur air asin (pusentasi) yang berbentuk tangan dan berdoa agar diberi jodoh maka itu akan menjadi kenyataan. Percaya? Silahkan mencoba.

Belum lengkap rasanya jika mengunjungi Kabupaten Donggala tanpa berkunjung ke Taman Nasional Lore Lindu. Kawasan hutan yang terletak sebagian di Kabupaten Donggala dan sebagian di wilayah Kabupaten Poso memiliki luas 217.991 hektar. Ditetapkan sebagai Taman Nasional karena memiliki potensi flora dan fauna tropis yang berkarakteristik Sulawesi. Di kawasan ini juga terdapat patung-patung megalith dengan berbagai bentuk yang tersebar di sekitar 431 situs di Lembah Bada, Besoa, dan Napu. Selain itu di dalam Taman Nasional Lore Lindu terdapat sebuah danau bernama Danau Lindu. Terletak di tengah Taman Nasional Lore Lindu dan dikelilingi hutan tropis pada ketinggian 960 meter di atas permukaan laut serta habitat flora dan fauna khas Sulawesi. Di tengah Danau Lindu terdapat pulau kecil yang oleh penduduk setempat disebut Pulau Bola dimana terdapat kuburan tua Raja Maralindo yang terbuat dari sebuah batang kayu. Untuk menikmati panorama alam danau, dapat menggunakan motorboat yang disewakan oleh penduduk setempat. Satu hal yang perlu diperhatikan jika ingin berkunjung ke Taman Nasional Lore Lindu, pastikan kondisi kendaraan Anda dalam keadaan baik, karena medan menuju ke lokasi sangat parah dengan kondisi jalan yang rusak, berbukit, dengan jarak yang cukup jauh. Belum lagi jika ingin menuju Danau Lindu hanya dapat ditempuh menggunakan motor selama 1 jam perjalanan dari gerbang Taman Nasional Lore Lindu. Melelahkan. Butuh waktu seharian jika ingin menjelajahi seluruh kawasan taman nasional, bahkan mungkin lebih.

Objek wisata lainnya, yaitu Pemandian Air Panas Bora. Air Panas Bora merupakan objek wisata alam lainnya di Kabupaten Donggala yang terletak di Desa Bora, Keamatan Sigi Biromaru, sekitar 20 km dari Palu. Memiliki panorama alam yang indah dari celah-celah gunung mengalir air panas yang ditampung pada bak penampungan. Air panas ini mengandung belerang yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kulit. Untuk mencapai lokasi ini pengunjung harus melewati perkampungan tradisional.

Selesai dengan kunjungan ke berbagai objek wisata di Provinsi Sulawesi Tengah, rasanya tidak lengkap jika tidak membawa oleh-oleh khas Sulawesi Tengah. Selain pahatan kayu Eboni, ada juga Sarung Donggala yang bisa kita jadikan sebagai oleh-oleh. Tenun Ikat Donggala adalah salah satu kerajinan daerah Sulawesi Tengah dengan motif khas masyarakat Kaili yang masih dikerjakan secara tradisional. Selain itu, ada juga  madu asli, bawang goreng, abon ikan, abon sapi, kacang disko, dan lain-lain yang bisa dijadikan buah tangan.

Hmmm, gimana setelah membaca tulisan di atas? Penasaran nggak dengan indahnya Kota Palu? Yuk jalan-jalan ke sini. Dijamin nggak bakalan nyesel.

77 pemikiran pada “KenaLi Kotaku; Palu – Sulawesi Tengah

  1. Assallamuallaikum..
    Obyek wisata yg menyajikan keindaah panorama alam di daerah Palu
    di tunggu postng2 terbaru dari anda mengenai keindahan alam dan obyek wisata di daerah lainnya
    wassallamualaikum..

  2. sdr.Pudjiati Sari

    Hari selasa minggu depan, saya akan mengunjungi kota anda. Ini perjalanan saya yang pertama dikota Palu. Blog anda cukup membantu saya untuk mengenal sekilas tentang Palu dan saya merasa terbantu, thanks.

    agungdwie.

  3. nice blog mba….nitip jualan yach…
    perkenalkan nama saya andri dari travel umroh dan haji khusus baitussalam,saya ingin menawarkan paket umroh dengan harga yang kompetitif,jika ada yang berniat tuk umroh atau haji khusus bisa menghubungi saya di 081286956676 – 08561074922 atau bisa kli di http://travelumrohbaitussalam.blogspot.com
    terimakasih
    wassalam….

  4. baru seminggu di Palu
    boleh juga referensinya..makasi banyak
    makasi juga atas info-info sebelumnya via fb dengan istri
    salam kenal

  5. btul bgt infrmasi’y mbak, aq aja uda 3 thun lbih tnggal di palu, pdhal aq asli’y org medan, tpi aq mrasa sgt nyaman dn snang tnggal dsini, mgkn krena aq da mkan sayur kelor khas palu ya,.he..hee, kota palu adlh rumah ke 2 bgi ku stlah medan,.jdi utk pra agan2 yg pgen ngerasain nyaman’y kota palu, ” mari jow trang samua pigi di palu, spya ngoni rasa itu yg nma’y KALEDO, pe sadap depe rasa itu kasiand.

  6. so psti,.tpi sbnar’y msh bnyk tmpat wisata lain yg blum anda sbutkan,.cth nya di bgian luwuk, bungku, toli-toli dan buol,.di luwuk ada yg nma’y ” kilo lima ” dsna kta dpt mnikmati suasana pntai yg indah dn di srtai jg fasilitas2 yg lngkap, sprti cafe2, rmah mkan pnggir pntai, dn prmainan2 laut tntunya, sprti banana boat dll,.smntra di toli2 kta dpat brknjunp ke pantai ”lalos dn sabang tende ”, dsna kta dpat mnikmati suasana pntai yg indah skaligus suasana alam (hutan), krna dsna di lngkapi dgn fasilitas2 wisata alam, sprti pnjat tbing, rmah phon, trjun dri atas ke bwah dgn tali ( sory, sya lpa apa nma’y prmainan yg 1 ini,.he..hee,) yg jlas msh bnyk lg yg dpat kta nikmati di pntai ini., sdngkan di buol kta dpat brknjung ke wsata ”permandian kumaligon” dsni kta dpat mnikmati suasana air trjun yg sngat mnyenangkan, krna dsni trdpat tmpat2 mndi yg brbntuk sprti kolam rnang dgn air yg sngt sgar krna asli air dr gnung,. ini smua brdsarkan pgalman sya slama sya brkliling di sulteng, mgkn msh bnyk tmpat2 lain’y yg blum kta ktahui,. mhon info nya mbak klw msh ada tmpat2 wsta yg ada di sulteng. Thank’s.

  7. Makassar kota ku, hasrat tuk ke Palu menggebu. Tp apalah daya, tak ada family disana. Suatu saat saya akan ke Palu mski harus tidur di beralaskan koran. Palu nice city..

  8. Assalamualaikum..Palu city!. Kota yg indah ya…, saya asal Makassar tp skrg lg di Samarinda. Pengen skali rasanya ke Palu, namun apalah daya. Daya tak punya kenalan ataupun kerabat di Palu. Tp akan ku niatkan dan ku jlankan mski hrus ‘berkelana’.

  9. Assalamualaikum..!saya dpt kbar klo trnyata ada teman ku yg tinggl di kota Palu, tp tak tahu tmpatnya. Dngar” si di jln Durian. Blh mnta tolng gk ni?…apa nma terminal yg didatngi klo dri plabuhan Pantoloan?, stidaknya tmpat / nma jalan sblm ke jl. Durian..!!?. Salam..

  10. Assalamu alaikum 🙂
    Salam kenal sebelumnya, senangnya ketemu blog yg membahas ttg keindahan kotaku, kota palu 🙂
    Tadinya nyari2 di gugel ttg backpacker dari palu ke kota-kota lain eh ketemu ama blog ini. Blognya bagus dan makin bikin semangat buat traveling, maklum skrg msh menabung biar bisa traveling.

    • Wa’alaikumsalam. Sy panggilnya Bunda Hurul ya? salam kenal bunda… Wah ternyata bunda tinggal di Palu to…
      Sy berharap dgn tulisan ini akan byk wisatawan yg dtg ke Palu…
      coz msh minim banget info2 t4 wisata palu yg terekspos…

Tinggalkan Balasan ke Sofi Ati (@bundahurul) Batalkan balasan