Siapa Bilang Aktivis Dakwah Ngga Boleh Jatuh Cinta

Penulis: Adriana

Ngomongin masalah cinta, memang tiada habisnya… dari ABG sampe kakek-nenek. Coba deh kamu tanya sama kakek atau nenek kamu tentang kata yang satu ini, pasti aura wajahnya berbinar seketika, mungkin mengingat masa mudanya yang telah lalu dan bercerita dengan semangat jiwa mudanya, tapi nggak usah jauh-jauh tanya ke nenek atau kakek deh, tanya aja ke orang tua kamu! Pasti langsung senyum ketika ditanya. Kenapa? Karena manusia hidupnya tidak jauh dengan cinta… karena setetes sifat-Nya telah diwariskan pada kita…Ar-Rahman & ar-rahiim yang identik dengan kecintaan.

Tulisan ini adalah pengalaman saya dengan beberapa teman, ngomong-ngomong masalah cinta di kalangan aktivis dakwah mungkin masih agak malu ya? (Hahaa…padahal diem-diem suka juga tuh ngomongin hayooo ngaku!). Aktivis dakwah dikenal sebagai orang yang katanya anti-pacaran (ya iyalah…kecuali setelah nikah)

 

Aktivis Dakwah Juga Manusia

Di mata orang-orang umum, mungkin agak aneh ketika ada seorang akhwat atau ikhwan yang kepergok bilang ”Subhanallah…” sambil ga sengaja mandang lawan jenis yang kebetulan lewat. Ini pernah terjadi sama saya, saat saya bilang: “Subhanallah…” lantas teman saya yang ammah nanya, “kenapa?”, lantas saya bilang, “Ngga, tadi liat itu…”(sambil nunjuk orang yang dimaksud)

Eeh temanku dengan spontannya bilang, “Yaa ampunn…kamu bisa suka juga ya?” aku yang setengah bingung jadi balik nanya “Loh? Emang kenapa?” dia jawab, “Ngga, baru ngeliat kamu kagum gitu…suka,” aku dengan gondoknya dalam hati, “Yaa bisaalah….gw kan juga manusia kaliii….punya hati.” (tapi ingat, pandangan pertama itu rezeki dan pandangan setelahnya adalah dosa)

Pernah ngga sih kalian dibilang aneh ketika kagum melihat seseorang yang secara ngga sengaja berpapasan dan melihatnya? Kalo kubilang, ngga ada yang aneh tuh, justru aneh kalo kita ngga pernah ngerasain hal yang namanya cinta…kenapa? Karna kita manusia, yang jelas secara lahiriyah kita punya sifat itu…emang akitivis dakwah malaikat apa?

Banyak dari golongan seberang sana yang bilang kalo orang-orang semacam aktivis dakwah itu  munafik?  (Haaa? Munafik?) kayanya mesti diralat tuh, munafik di mananya ya?

(Iya… munafik: Kalo suka ya bilang aja suka… ngga usah pake nunduk-nunduk segala kalo ngomong, ngga usah pake malu segala… malu-malu kucing, malu tapi mau… muna tau gaa!!)

Loohhh? Ini siy namanya bukan munafik, tapi menjaga hati…jatuh cinta boleh, suka atau kagum juga boleh…tapi yaa dalam batas wajarlah… jangan sampe malah ngebayangin (udah zina pikiran), telepon-teleponan (udah zina telinga), atau apalah itu…yang membuat pintu maksiat jadi terbuka lebih lebar. Lagian emang makna munafik apaan sih? Munafik itu kan mengingkari kebenaran padahal ia sudah jelas-jelas tau itu benar,  mengakui kebenaran dengan lisannya tetapi sesungguhnya dalam hatinya ia mengingkari… dalam hal ini adalah masalah aqidah. Nah, itu tuh munafik yang sebenarnya.

Kalian tau kan? Orang-orang kayak aktivis dakwah sering dilihat sebagai jamaah malaikat (you know lah…). Jadi ada beratus-ratus pasang mata manusia yang selalu memperhatikan gerak-geriknya. Salah sedikit, pasti langsung deh dibilang, ”Tuh, kaannn… mereka tuh sama ajaa, cuma jilbabnya aja pada kaya gorden, janggutnya aja pada panjang, tapi kelakukan sammaa ajaaa!”

Well, aktivis dakwah memang bukan jama’ah malaikat, tapi tau kah teman-teman? Diam-diam golongan seberang sana sering menjadikan tolak ukur kebaikan pada kita, diam-diam laki-laki di seberang sana juga menginginkan pendamping hidup yang menjaga pandangan seperti akhwat-akhwat kita…dan diam-diam wanita di seberang sana juga tertarik pada ikhwan kita yang terlihat kalem dan berwibawa. Jadi jangan heran deh kalau ada di antara kita ada yang pernah didekati mereka. Dan tidak jarang juga di antara kita ada yang memilih menjauh dari jama’ah hanya karena ingin melegalkan hubungan lawan jenis, yang nyatanya memang lebih mengalahkan logika dan suara hati yang jelas-jelas tahu kalo itu salah.

Lebih baik mana coba? Mantan penjahat atau mantan ustad? Sering kali ketika kita sudah berada di atas jalan kebenaran tetapi malah memilih untuk berbalik arah menuruti bisikan halus syaitan (Hiiyyy…padahal kalo denger suara yang aneh-aneh tanpa sosok di tengah malem pada takut tuh…). Tapi kenapa saat kita melakukan hal yang jelas logika kita tahu itu salah dan dosa kita melakukannya tanpa ada rasa takut dan bersalah?

Dzat Mulia yang telah menciptakan kita tidak pernah melarang hamba-Nya jatuh cinta. Karena Dia telah mewariskan setetes dari sifat Ar-Rahman dan Ar-RahimNya. Itu sebabnya manusia memiliki rasa cinta dan sayang. Tapi Allah telah membatasi sifat itu dengan aturan-aturan mulia-Nya, agar manusia tidak masuk ke dalam dunia yang nantinya akan membuat manusia menderita berkepanjangan (baca : NERAKA).

Manusia itu makhluk ajaib, kenapa? Kalau ditanya, siapa yang mau masuk neraka? Pasti semua jawab TIDAK MAUUU… tapi anehnya, masih banyak manusia yang tidak mau berjalan pada jalurnya. Kalo kita main game Driver, Crash Bandicot atau permainan balap sejenisnya, sudah terlihat tuh jalur pasti yang nyampe finish yang mana. Tapi kenapa banyak orang yang memilih jalur lain yang belum tentu finishnya… kalo di game ada istilah cheat/ cara-cara singkat untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan si pemain. Nah, kalo kita, Allah sudah jelas-jelas memberi tahu lewat cheatnya (baca : Al Quran) tentang cara-cara supaya kita bisa jadi penghuni tempat paling indah dan tak pernah terbayang indahnya, bahkan sudah dibukukan malah. Jadi kita tidak perlu mencari lembar per lembarnya, atau kalimat per kalimatnya. Aahhhh… tapi sayangnya, manusia sering ”buta”.

JATUH CINTA ITU BOLEH DAN HALAL…

Kata siapa? Memang betul, tetapi jatuh cinta yang seperti apakah? Tentunya yang sudah dibingkai dengan pernikahan yang sah. Kalau sudah menikah, boleh deh tuh saling gombal sampe eneg, telpon-telponan sampe berbusa, bibir dower, kuping lebar, atau sms-an sampe jempol tipis, mikirin sampe ga makan (ehh, kalo yang ini mah jangan ya, entar malah kurus lagi, hee) karena semua telah halal, dan semuanya telah menjadi pahala. Cemburunya membuat kita makin cinta, yang rindunya membuat kita selalu beribadah, yang resahnya membuat kita selalu berdoa, sebab semua menjadi ibadah, sebab semua telah halal. UNDERSTAND?

So, siapa yang masih mau Jatuh Cinta? (yang jawab ngga mau, berarti boong yaa.. ;P). Gini aja deh, singkatnya (padahal udah panjang lebar yah dari tadi? Hee), yang masih mau jatuh cinta, lebih baik sibuk untuk mempersiapkan diri, yang wanita siap-siap jadi istri dan ibu buat generasi-generasi dahsyatnya, dan yang laki-laki siap-siap jadi suami dan ayah yang tangguh. Caranya pasti udah pada tau kan? Kalo belom tau, waaahhh, cari tau aja ya! Hee, sebab di sini saya hanya menjadi pengantar aja, supaya rekan-rekan berpikir beribu kali kalo mau jatuh cinta terus memperturutkan nafsu. Okeee…..?

Salam cinta selalu!

9 pemikiran pada “Siapa Bilang Aktivis Dakwah Ngga Boleh Jatuh Cinta

  1. Saya mau nanya nhe….

    kalo dalam islam itu pacarannya setelah menikah!
    Jadi pendekatan yang bisa dilakukan itu seperti apa?
    kan,kalau mau menikah itu mesti tau sifat dan karakter Si Dia, biar tau cocok ataw gak? Kalau gak cocok n banyak hal yg gak kita suka jadi bakaln terjadi perceraian kn?

    • dalam islam, ada yang namanya ta’aruf yang merupakan tahap perkenalan sebelum menikah.
      Namun, perlu diingat bahwa dalam ta’aruf mesti ada mahram yang menemani.

      Mengetahui sifat n karakter calon pasangan kita, tak hanya melalui aktiitas PACARAN. tapi kita bisa meminta bantuan saudara atau orang terdekatnya, menanyakan bagaimana prilaku org tersebut

      • untuk perkenalan n tauh karakter orang lain sepertinya tidak cukup dg ta’aruf yg hanya bertemu n berbincang beberapa saat…

        dan Pendapat stiap orang kan bEda2, Bisa aja orang terdekatnya bilang ini dan itu…. tp ternyata pendapat orang tersebut berbeda dengan apa yang kita liat,,,, Jadi, sepertinya tidak cukup kalau kita hanya bertanya n mendengar pendpt orang lain….

        untk menentukan pasngn hidpkan perlu banyak hal yg harus kita ketahui sebelum melangkah kearah yg lebih seriuz….

      • Sesungguhnya, wanita yang baik itu untuk laki-laki yang baik,
        dan wanita yang buruk itu untuk laki-laki yang buruk.

        Insya Allah, Allah akan mempertemukan kita dengan jodoh kita yang terbaik, yang tentunya melalui cara yang baik pula…

  2. adpertanyaan baruh nhe….

    kalo jarang teleponan…jarang smsan…jarang ketemuan…kalo smsan nanya yg penting aja…kalo telponan pling lama cuma 10 mnit (ga kyk org2 pcran skr) berjam2…ketemu jg rame2…kalo nama pacarannya di ubah jd taaruf…tp komunikasi seadanya kyk gitu…cem mana….??hehehe

    klo kedua belah pihak sepakat untk membatasi hubungan n tetep mnjauhi apa yg udah di larang….cuma judulx be yg pcaran…gimaa tuh???

Tinggalkan Balasan ke Pujiati Sari Batalkan balasan