Notes from Thailand (Mozaik 4)

P1340068

Melayang dan terus melayang 😉

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang adalah tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaa berdiri, duduk, berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah engkau ciptakan ini dengan sia-sia, maha suci engkau maka hindarkanlah kami dari siksa neraka’.” (Qs. Ali Imran : 190 – 191)

Indahnya biru langit di Negeri Gajah Putih

Pukul 14.45 waktu Bangkok, aku tiba di Bandara Don Muang. Aku baru tahu ternyata waktu Bangkok sama dengan Palu. Don muang, bandara kecil yang ternyata di sini lah peswat-pesawat kayak Air Asia menepi. Aku tak tahu jelas pesawat apa saja yang dikhususkan untuk bandara ini. Selain bandara Don Muang, di Bangkok juga ada bandara Suvarnabhumi. Kami pulang ke indo nantinya melalui bandara suvarnabhumi.

Siang itu begitu cerah, beratapkan  indahnya biru langit. Dan nyatanya bukan cerah lagi, tapi tepatnya terik. Hmmm begitulah yang kuterka, karena aku masih di dalam badan pesawat menuju dalam bandara. Berjalan dan terus berjalan. Aku memandangi sekelilingku, dan nampak begitu asing, asing dan asing. Beberapa tulisan di dinding bertulikan aneh seperti yang kubilang terdahulu, yang tak bedanya berbentuk seperti cacing kepanasan. Di bawah tulisan itu, ada yang bertuliskan “Welcome”, ada “immigration”,  dan lain sebagainya. Syukurnya ada bahasa inggrisnya, jadinya aku tetap bisa terarah.

Take off

Take off

Don Muang Airport, Bangkok

Don Muang Airport, Bangkok

My old sister; Kak Yuli :-)

My old sister; Kak Yuli 🙂

Departure card; Ngisinya mesti hati-hati

Departure card; Ngisinya mesti hati-hati

Tiba di bagian imigrasi, inilah satu hal yang aku takuti saat perjalanan internasional. Takut ntar aku dibilang teroris lah, mata-mata lah, bandit lah, de es be. Dari sekian banyak penumpang, hanya kami sepertinya yang berhijab rapat. Yang lainnya pada open 😀 Hmmm namun semuanya Alhamdulillah berjalan aman dan terkendali. Setelah mengisi lembaran kertas putih yang bernama “Departure card” dengan lengkap dan hati-hati, dan proses pengecapan sana sini, akhirnya kami lolos juga dari tahap imigrasi. Mereka tak tanya apa-apa padaku. Mereka hanya semyum sumringah. Hmmm… Ya mana mungkin orang yang berwajah lugu sepertiku ini, bakalan dicap sebagai penjahat. Hoho :-p

Abis proses imigrasi. Aman dah :-)

Abis proses imigrasi. Aman dah 🙂

Ini mau mudik atau pulang kampung? hehe

Ini mau mudik atau pulang kampung? hehe

Ini mau mudik atau pulang kampung? hehe

Ini mau mudik atau pulang kampung? hehe

Ini mau mudik atau pulang kampung? hehe

Ini mau mudik atau pulang kampung? hehe

Suasana dalam bandara Don Muang

Suasana dalam bandara Don Muang

Alhamdulillah… Bangkok, I am coming >_<

Suasana di luar bandara Don Muang

Suasana di luar bandara Don Muang


Alhamdulillah akhirnya paspor hijauku terCAP lagi. Pertama singapura, kedua Malaysia, dan yang ketiga Thailand. Ya Allah, Ini sungguh tak pernah terpikirkan sebelumnya ku bisa menginjakan kaki di negeri orang. Dan semuanya 100% GRATIS. Di bandara, aku dan kak Yuli mulai beraksi narsis lagi. Ambil foto sana sini. Kami gak perdulikan orang yang berkeliaran di sekitar kami. “PD aja lagi, mereka juga gak mengenali kami,”kataku pada kakakku.

 

@Thumbs event
19 s.d 25 AGustus 2013

 

Satu pemikiran pada “Notes from Thailand (Mozaik 4)

  1. Ping balik: Notes From Thailand; Thumbs Event | Pujiati sari's Blog

Mari berceloteh :)