ICN 2014; an Unforgettable Moment in My Life

31 Delegasi ICN 2014

31 Delegasi ICN 2014 saat pembukaan ICN 2014

Saya awali tulisan ini dengan mengucapkan basmallah; bismillahirrahmanirrahim 🙂

Hai guys, kali ini saya ingin bercerita tentang kegiatan yang saya ikuti setahun yang lalu. (*Waduhhh Puji, kenapa baru dicerita sekarang. Ckckck) hehe. Maaf seribu maaf yah kalau saya baru bisa menuliskannya sekarang. Tapi saya berupaya menepati janji saya setahun lalu untuk berbagi cerita kepada readers sekalian. Saya tahu setahun itu lama. Tapi tahu kah teman-teman, tak pernah sedikit pun saya lupakan ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan saat menjadi delegasi ICN 2014 asal Sulawesi Tengah. Olehnya itu, sebelum saya benar-benar pikun/amnesia, baik lah… sepertinya ini lah waktu yang tepat untuk berbagi cerita ICN 2014 (*Tsahh…pasang ikat kepala, tarik nafas dalam-dalam. Hehe…).

Well, perkenalkan nama saya Pujiati Sari. Puji for short. Saya delegasi ICN 2014 asal Sulawesi Tengah, dan Alhamdulillah juga menjadi salah satu pemenang proyek sosial ICN 2014. Mungkin sobat sekalian masih ada yang belum familiar dengan ICN. Oke akan saya jelaskan sedikit. Jadi, ICN itu singkatan dari Indonesian Culture and Nasionalism. Saya pribadi mendefinisikan ICN merupakan wadah atau tempat berkumpulnya 34 mahasiswa dari 34 provinsi se –Indonesia. Di event bergengsi ini, peserta akan ditempa untuk menjadi pemuda/i yang LEBIH SIAP atau lebih banyak lagi berkontribusi untuk perbaikan daerahnya. Mengapa saya katakan demikian, ya karena saya meyakini bahwa 34 peserta ICN yang lolos adalah orang-orang pilihan yang mana mempunyai track record kontribusi yang baik. (*Ini menurut saya loh, coz pengalaman tahun lalu, waduhhh ane ketemu orang-orang hebat semua. Honestly, rada minder awalnya). Agar peserta lebih berkontribusi lagi untuk daerahnya, olehnya itu, selama kegiatan ICN, peserta akan dibekali dengan ilmu-ilmu kepemimpinan, kepemudaan, pendidikan, kewirausahaan dan lain-lain. Kerennya lagi, setiap peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasi proyek sosialnya (*Ini berasa kayak ikut konferensi nasional/internasional gitu. Beuhhh tapi lebih tepatnya serasa berbicara di depan pemilik modal/saham yang mana kita mesti pintar “menjual diri” agar dilirik). Mengapa saya katakan demikian? Temukan jawabannya di akhir tulisan ini. (*Bikin penasan dulu yakkk 😀 ).

Yang jelas, adanya kegiatan konferensi ini, menjadi pembeda event ICN dengan forum-forum yang lainnya yang pernah saya ikuti. More fortunately, tiket perjalanan pulang pergi tiap peserta ditanggung panitia loh. Ini nihhh yang paling keren. Pokoknya 2 thumbs dehhhh buat kampus Prasetiya Mulya yang sungguh hebat bisa mempertemukan 34 pemuda se-Indonesia di dalam sebuah forum bernama ICN.

BAJU DAERAH

Di hari ketiga, akmimenggunakan pakaian adat daerah masing-masing

Lanjut ceritanya. Secara umum, kegiatan ICN terbagi atas 3 kegiatan besar, pertama; ICN conference (*Yang udah saya sebutin di atas). Di dalamnya ada kompetisi proyek social, pelatihan/coaching dan seminar. Juga ada edisi jalan-jalan keliling kota Jakarta. Kedua; ICN Festival. Terdiri dari rangkaian seminar nasional yang ditutup dengan music performance. Eh, di sini juga akan diumumkan para pemenang proyek sosial. Last, Food exhibition. Di tempat ini, tempatnya untuk memanjakan lidah. Bagi yang belom pernah makan kerak telor, dan makanan khas daerah lainnya, kudu berkunjung dong ke stand-stand yang panitia udah siapin. Tapi siap-siap bawa duit sendiri yaaaa. Hehe.

Yup itu sedikit gambaran ICN secara umum. Lanjut, saya mau cerita tentang sebelum, saat dan setelah mengikuti ICN 2014.

Tahu kah sobat, ICN 2014 merupakan kegiatan terakhir semasa saya menjadi mahasiswa di Universitas Tadulako. Biasanya, kalau daftar event-event nasional, niat saya terkadang hanya sekedar “iseng-iseng”, tapi lain lagi dengan ICN 2014. Dalam hati saya pun berdoa dan menargetkan bisa menjadi delegasi asal Sulawesi Tengah. “Ya Allah, semoga ICN menjadi penutup kegiatan saat saya masih berstatus mahasiswa. Berikan lah kesempatan itu!” (*Doa saya kala itu seperti Baim saat berdoa). Olehnya itu, saat melakukan pendaftaran ICN, saya lakukan dengan sungguh-sungguh, baik itu dalam pengisian berkas maupun pembuatan proposal proyek.

Ketika sudah melakukan pendaftaran ICN 2014, saya baru mengetahui bahwa ada alumni ICN 2013 di Universitas Tadulako, yaitu Jefriyanto. Yah sayang sekali, saya baru mengetahuinya setelah melakukan pendaftaran. Padahal bisa Tanya-tanya lebih dalam sama beliau kalau belum daftar. Jadi yang saya tanyakan ke beliau hanya sekenanya saja. Eng ing eng…dan baru tahu saya bahwa ICN 2014 merupakan kegiatan tahun kedua. Jadi di tahun 2013 sudah ada kegiatan serupa, cuma namanya berbeda. Nama forumnya; “Indonesia Move Conference” atau IMC.

Selang dua minggu setelah pendaftaran, akhirnya, pengumuman delegasi pun diumumkan. Wah ternyata, yang terpilih tidak sampai 34 orang, melainkan 31 delegasi. Rupanya ada 3 delegasi dari provinsi pemekaran yang tidak mendaftar. Wah sayang sekali yaaa.

Pengumuman 31 delegasi adalah hal yang paling menegangkan. Gimana tidak, waduhh saya angkat jempol deh buat adminnya coz pinter banget buatin penasaran pada pendaftar ICN 2014. Adminnya pun sangat kreatif, mereka menampilkan foto satu persatu para delegasi di twitter resmi ICN 2014. Dan eng ing eng… Alhamdulillah nama dan foto saya muncul sebagai delegasi asal Sulteng. Saat melihat pengumuman, saya dikejutkan dengan 2 nama dan foto peserta dari daerah lain. Wahhh ada saudara Ramadhan asal Aceh, pernah dulu di tahun 2012 ketemu di forum pemuda juga. Terus ada Zulmafri asal Padang. Dulu saya ketemu di UNP pas kegiatan lomba KTI. Waahhh reunian.

twitter

muncul di twitter seperti ini…

Pada akhirnya, tiba lah pada waktu yang dinanti-nantikan. Berjumpa dengan 30 delegasi dari provinsi lain. Luar biasa dahsyat aura mereka. Mereka luar biasa banget! Saya banyak belajar dari mereka. Mereka punya keunikan dan kelebihan masing-masing. Ini lah salah satu poin penting mengapa sobat-sobat sekalian harus bisa menjadi delegasi ICN untuk tahun-tahun berikutnya, ya karena kalian akan punya jaringan yang lebih luas. 34 sobat baru dari 34 provinsi bo. Luar biasa bukan! Di ICN 2014, saya juga bertemu dengan panitia ICN yang kece-kece. Hehe. Mereka sangat professional dalam menyelenggarakan kegiatan ICN 2014. Karena mereka sekolah di kampus bisnis dan ekonomi, ya saya pikir itu ada sebab dan akibatnya juga sepertinya. Dari panitia ICN, saya belajar juga bagaimana mereka memenej kegiatan besar itu. Luar biasanya mereka, menggunakan mobil pribadi mereka (*CMIIW) untuk mobilitas selama kegiatan. Jika biasanya, di sebuah kegiatan, saya diantar ke sana kemarinya pakai bus, kali ini beda. Keren dah!

PRASMUL

Landscape kampus Prasetiya Mulya Bussiness School Jakarta. Di sini pusat kegiatan kami

Masuk di kampus Prasetiya Mulya Bussiness School, waahh saya terkagum-kagum dengan kampus itu. Entah kagum atau heran, coz baru kali ini saya mendapati ada kampus yang mahasiswanya mesti bayar parkir kendaraan. (*Gw katro banget kali yaakk. Hehe). Dan terheran lagi saya, ketika melihat sebuah nama di sebuah papan nama yang terbuat dari semen, bertuliskan sebuah nama yang tak asing lagi bagi saya, yakni pemilik PT. Sinarmas. Walahhh, ternyata Prasmul merupakan kampus yang didirikan oleh mereka toh. Baru tahu. Selama ini saya berhutang budi dengan mereka, coz selama 4 tahun kuliah di UNTAD, saya bisa mendapatkan beasiswa Eka Tjipta Foundation dari PT. Sinarmas. (*Terima kasih, Suhu!)

EKA TJIPTA

Gak asing dengan nama ini…

 ICN 2014 dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 29 – 31 mei 2014. Berikut ini saya paparkan rincian kegiatannya.

Hari 1: ICN Conference 2014 (29 Mei 2014)

31 pemuda pembuat perubahan touch down satu persatu di Bandara Soeta. Sebagian besar peserta datang menggunakan pesawat. Hanya beberapa teman saja yang menggunakan bus atau kereta api. Pertama kali kami semua bertemu di depan KFC Sarina, bandara Soeta. Ketika itu sekitar pukul 11 siang WIB. Yang saya sukai di ICN ini, kegiatan pertama kami diawali dengan tour keliling Jakarta. Kami mengunjungi Monas, dan kota tua. Juga melewati rute-rute penting di Jakarta. Diawali dengan refreshing itu sangat menyenangkan rupanya, dan saat itu, di Kota tua ada kegiatan festival gitu. Jadi tambah bikin rame suasana. Juga di Monas rame banget, banyak yang jualan. Entah ada acara apa saat itu.

BUS

Lagi gencarnya promo bus City tour Jakarta. Kami keliling Jakarta gratis pakai bus ini

Selanjutnya, sekitar pukul 17.30 WIB kami kembali ke Hotel kami, Hotel Pranaya. Di hotel itu, saya sekamar dengan Kadek Wiji Kusumawardani. Beliau delegasi asal Bali, tetapi kuliah di Universitas Brawijaya. Tiba di Hotel, bukan berarti lantas kami lanjut tidur, tapi sekitar pukul 20.00WIB, ada kegiatan seru. Kali ini 5 pemenang proyek sosial tahun lalu berbagi cerita tentang pelaksanaan proyek mereka. Keren banget euyyy mereka. (*Dan tahun ini giliran saya menjadi seperti mereka -_-) semoga bisa juga menginspirasi peserta. Aamiin. Sebetulnya saya sudah dapat undangan untuk datang ke ICN 2015, gratis tiketnya lagi, tapi saya belum bisa pastikan apa bisa pergi atau tidak. Mengingat saat ini saya tengah sibuk mengurus berkas-berkas untuk wisuda T_T

KAMAR HOTEL

Kamar Hotel Pranaya

Hari 2: ICN Conference 2014 (30 Mei 2014)

Hari kedua tidak kalah seru dengan hari pertama ICN. Wihhhh malahan ini hari yang paling menegangkan. Mengapa? Ya karena hari ini waktunya para peserta mempresentasikan proyek sosialnya di depan peserta dan dewan juri. Namun sebelumnya, para peserta di coach dulu dengan beberapa materi penting. Oiya, hari kedua diawali dengan kegiatan pembukaan secara resmi ICN 2014. Jadi banyak pejabat/dosen Prasmul yang datang. Saat pembukaan, semua delegasi maju satu persatu di depan panggung. Wuihhh…saat nama saya disebut sebagai delegasi asal Sulteng, saya berasa seperti di ajang miss Indonesia gitu. Senang, namun bercampur tegang, sebab, saya juga harus memperjuangkan nama baik Universitas Tadulako dan Provinsi Sulawesi Tengah.

BREAKFAST DI HOTEL

Persiapan sebelum kegiatan di mulai. Ini masih breakfast di Hotel

Ada pidato atau speech saat pembukaan event. Amir Mahmud, ketua Student board memberikan welcome speech. Selanjutnya ada Advisor Student Organisasi S1 Prasmul, Farel S.V Sinaga. Dalam speechnya, Farel mengatakan bahwa keragaman itu penting dan indah sekali, jadi tak perlu dipermasalahkan. Ia juga berkata “Teman-teman di sini hadir bukan secara kebetulan, tapi pilihan! Jadi lah inspirasi buat teman-teman di daerah,” paparnya. Selanjutnya, hadir pula Pembantu Ketua 3 bidang Kemahasiswaan, Hubungan pelanggan dan jejaring alumni, Dr. Eka Ardianto.

Setelah pembukaan, sebuah materi berjudul “Project management” dibawakan oleh Eka Pratiwi Hadiyani dan Denira S.Nadia dari AIESEC Indonesia. Mereka menjelaskan bahwa ‘good planning makes good project’. Adanya project manajement, bertujuan untuk mengatur agar project tetap berlanjut. Dalam manajemen proyek, ada sebuah flow atau alur yang mereka tawarkan. Pertama; initiating. Kedua; Planning. Ketiga; Executing. Keempat; Monitoring and controlling. Terakhir; Closing.

KA BRYAN

Kak Bryan manteb banget bawain materinya. Semoga tahun ini beliau diundang kembali

Setelah coaching dari AIESEC Indonesia, hadir Kak Bryan (*Saya lupa nama lengkapnya) dari lembaga On that Point, Institute of Artistic Speaking. Beliau memberikan materi tentang bagaimana berkomunikasi dengan baik dalam mempresentasikan apa yang kita jual atau yang kita tawarkan. Menurut saya pribadi, dari sekian materi di ICN, yang paling saya sukai adalah materi yang satu ini 🙂 (*Suer, manfaat bangetttttt materi ini di detik-detik menjelang presentasi proyek sosial). Banyak hal baru yang saya dapatkan dari beliau. Beberapa poin penting dari apa yang beliau paparkan yaitu:

1)Membuat slide presentasi itu harus lah yang menarik. Buat background yang konsisten warnanya. Sebaiknya background slide berwarna cerah, dan tulisan berwarna gelap.

Tanggapan saya: Saya pribadi tetap menggunakan ppt yg background yang berbeda-beda coz saya berpikir kalau gak ganti-ganti, ntar penonton bosen dengan tampilan slide saya. Hehe… Ini saya beda pendapat. Tapi tetap saya menggunakan paduan warna yang cocok. Saya berupaya agar bentuk dan ukuran font-nya bisa dilihat dengan baik oleh mereka.

2) Jangan terlalu over banget animasinya. Nanti penonton malah memperhatikan animasinya :p ketimbang isi tulisan yang akan disampaikan.

Tanggapan saya: Iya ini saya sepakat juga. So, saya menggunakan animasi hanya pada kover ppt saja. Ini juga cara memancing yang baik pada pandangan pertama. hehe

3) Buat ppt yang kontennya hanya poin-poinnya saja. Jangan terlalu panjang deskripsinya. Usahakan deskripsi/uraiannya itu dioralkan, bukan dalam bentuk tulisan.

Tanggapan saya: Yup betul banget. Itu lah manfaat dari ppt. Menampilkan tulisan yang inti-intinya saja. Pada waktu ICN 2014, masih ada juga teman-teman yang hanya kopas latar belakang mereka ke ppt, tanpa mereka ringkas-ringkas. Dan kalau sudah begitu, tentu penonton bias jadi bawaannya bosan, membaca 1 paragraf panjang.

4)Presentasikan lah dengan penuh percaya diri dan pandai “menjual diri dan produk yang kita tawarkan”.

Tanggapan saya; Kompetisi proyek sosial seperti layaknya seorang sales yang sedang menjual produknya. Atau seperti seseorang yang sedang menarik perhatian para pemilik modal, agar pemilik modal mau menanamkan modalnya untuk usaha kita.

Jujur, di hari kedua, saya merasa hectic sekali. Pikiran saya berada antara dua sisi; berharap bisa menyerap materi coaching dengan baik, dan berpikir bagaimana nasib saya saat presentasi proyek nanti. Apa saya bisa? Jujur, perasaan pesimis kadang muncul. Saya itu tipe orang yang kadang suka gugupan di awal presentasi, terlebih jika persiapan saya kurang maksimal. Dan benar saja, saat saya mengikuti kegiatan ICN, sebetulnya saya belum latihan untuk presentasi ICN. (*Ups). Tapi hadirnya pemateri Kak Bryan, saya sedikit terpacu untuk belajar menjadi speaker yang memukau.

Tahu kah sobat, awalnya saya pesimis bisa bersaing dengan peserta lain. Terlebih lagi mereka berasal dari kampus-kampus tenar kayak ITB, UGM, UNIBRAW, dll. (*Wuihhh saya bakalan kalah nih).

Tapi tahu kah sobat, ketika kemenangan saya raih, saya baru menyadari bahwa “MAU ASAL KITA DARI MANA PUN, SETIAP PESERTA ICN PUNYA KESEMPATAN YANG SAMA UNTUK MENANG!” Jadi, kalian jangan pesimis. Cukup PD dan optimis dengan apa yang teman-teman miliki. Meski proyek sosial yang kita tawarkan mungkin begitu sederhana. But who knows! Kali aja menang.

5)Di awal presentasi, buat lah penonton terpukau dengan presentasi yang kita lakukan. Misalnya: dengan menyebutkan data/penemuan/masalah yang PALING MIRIS. Atau dengan melakukan prolog atau cerita sebagai renungan. Atau dengan menyebutkan kata mutiara/motivasi dari orang-orang hebat semisal Anies Baswedan punya, Soekarno, SBY, dan lain-lain. Pada tahap ini merupakan tahapan untuk memancing perhatian pada dewan juri/penonton. Kalau kata Setia Furqon Kholid, salah satu motivator Indonesia; “Goda mereka pada pandangan pertama, dan selanjutnya goda lagi,”

6) Di awal presentasi, jangan terlalu bertele-tele menjelaskan asal usul kita. Singkat saja. Buat hemat waktu, dan lagipula dewan juri bisa melihatnya di proposal yang mereka pegang.

Tanggapan saya: Ini ilmu jujur baru saya dapatkan. Ternyata untuk mempresentasikan sesuatu itu tak perlu kita memperkenalkan diri panjang lebar. Jadi misalnya seperti ini. Kurang lebih ini gaya saya saat presentasi dulu;

“Assalamu’alaikum Wr.Wb dan Selamat Pagi. Pada suatu kesempatan, ketika Soekarno berjumpa dengan Presiden Amerika, John F.Kneddy. Soekarno berkata: Tuan boleh bangga mempunyai bom atom, tapi kami bangsa Indonesia bangga mempunyai seni budaya yang tinggi”. “Lalu bagaimana keadaan pemuda saat ini? Seolah mereka tidak bangga dengan budayanya sendiri. Mereka sibuk belajar budaya negara lain, tanpa menyeimbangi belajar budaya sendiri.”

“Pada kesempatan kali ini saya Pujiati Sari, menawarkan proyek sosial yang berjudul bla bla bla…”

Kalau Kak Bryan menyebutkan kalimat penggugah/motivasi dulu baru dilanjutkan dengan salam. Mana-mana sih. Tapi saya sebagai muslim meyakini untuk mendahulukan salam terlebih dahulu dibanding dengan yang lain. Sebetulnya, di-mix dengan menyapa para juri dan penonton juga bisa. Tinggal pintar-pintarnya kita dalam memenej waktu dalam presentasi. Tapi ingat loh, waktu presentasi itu Cuma 10 atau 15 menit gitu. Dan saya sangat menyarankan untuk membuat slide ppt tidak lebih dari 12 slide. Bahkan sebaiknya 10 slide saja. Jadi lebih banyak dioralkan.

PRESENTASI KLS

Saya saat presentasi proyek sosial 😀 *Kayak ujian skripsi. hehe

 Selanjutnya sedikit saya kasih bocoran mengenai penilaian atau pemberian bobot dalam kompetisi proyek sosial ICN 2014 lalu. Kalau tidak salah masing-masing berbobot 50% untuk proposal dan ketika presentasi di depan juri.

Segala bentuk penilaian fair kok. Tahun lalu, panitia mengumumkan bobot-bobot penilaian presentasinya. Diantaranya tata bahasa (5%), masalah, data dan argument (25%), Solusi (20%), efektivitas (10%), Ori (10%), anggaran (15%), dan Tanya jawab (40%). Dari situ bisa ditebak bahwa kemampuan argument yang baik memiliki bobot penilaian yang tinggi. Olehnya itu sebisa mungkin, kita harus kuasai betul-betul isi proyek kita, dan mengapa proyek kita itu harus didanai. Ingat, dalam proyek sosial, mereka juga memikirkan tentang keberlanjutan proyek kita. Jadi seandainya setahun pelaksanaan proyeknya, gimana kira-kira dampak setelahnya? Gitu…

Ini contoh proposal ICN 2014 saya: Proposal ICN 2014. atau bisa download melalui melalui link dropbox ini.

Oiya, mengenai penyusunan proposal ICN, saya sangat menyarankan kepada teman-teman untuk menuliskan anggaran proposalnya tidak lebih dari 10 juta. Kalau bisa kisaran 9,8juta – 10 juta. Tulislah kebutuhan-kebutuhan anggarannya secara realistis. Dalam membuat proposal, mohon dibuat dengan sungguh-sungguh, jangan asal sejadinya, sebab proposal memiliki pengaruh yang besar pula untuk menang. Dan sekali lagi saya berpesan kepada teman-teman, untuk PD dan optimis dengan proyek teman masing-masing. Sekecil atau sesederhana pun proyek yang kita ajukan, tetaplah bangga dengan itu. Meski kecil, kalau masyarakat sangat butuh itu lebih baik, dibanding proyek besar, tapi dampaknya kecil.

Itu lah beberapa tips agar bisa menjadi pemenang ICN. Semoga bisa bermanfaat buat para peserta ICN 2015 dan ICN di tahun-tahun berikutnya.

Oke setelah peserta mendapatkan materi dari Kak Bryan, kami peserta ICN 2014 bersiap diri untuk presentasi proyek sosial. Proyek yang sudah kita ajukan, nantinya panitia akan mengelompokan ke dalam 4 bidang utama yakni pendidikan, kebudayaan, lingkungan dan ekonomi dan kepemudaan. Proyek saya terkategorikan ke dalam bidang budaya, dan di situ saya sekelas dengan Naeyza (Bengkulu), Ria Meiliza (Jambi), Katarina (Jateng), Choirun Nisa (Jatim), dan Akbar Rafsanzani (Sumsel). Pada saat itu saya mempresentasikan proyek yang berjudul “Gerakan Cinta Budaya melalui Pemanfaatan GESERJO (Game Edukasi “Adventure of Yojo”) Berbasis Role Playing Game (RPG) sebagai Solusi Kreatif untuk Melestarikan Kebudayaan Sulawesi Tengah”.

Juri

Juri-juri di kelas bidang budaya

Saat presentasi saya merasa gugup di awal, akan tetapi masuk di pertengahan dan akhir saya mulai merasa tenang. Jujur, pada saat Tanya jawab dengan 3 dewan juri saya merasa optimis menjadi pemenang proyek sosial. Mengapa? Karena raut wajah dan tanggapan dari dewan juri memberikan respon yang sangat bagus. Ketiga dewan juri yang mana 2 orang berlatarbelakang kebudayaan, dan 1 orang dosen di Prasmul, seolah mereka semua berkata “Kalau aku sih YES” kepada saya (*tsahhh…hehe). Respon mereka berbeda dengan ketika mereka mengomentari proyek sosial peserta lain (*Suer). Sungguh, saya amati semuanya. Hehe…

Ketika di kelas presentasi bidang budaya, hadir pula alumni ICN 2013, Ramadhan Nawawi. Tatkala saya dinyatakan sebagai salah satu pemenang proyek, beliau pun baru mengatakan kalau ia menduga bahwa saya yang keluar sebagai pemenang (*itu ia katakana usai kegiatan ICN). Wahh ternyata alumni bisa juga menilai mana yang terbaik di kelas. Ya mungkin berdasarkan pengalaman mereka juga.

Sehabis presentasi proyek, di hari kedua, kami masih ada agenda talkshow. Kali ini hadir Kak Derry Fahrizal dari Indonesian Future Leader. Wahhh denger IFL saya jadi ingat dengan Iman, pendiri IFL. Saya pernah ketemu beliau di Aceh. Sayangnya, saat ICN, beliau tidak ada. Satu poin yang ia share yaitu dalam melaksanakan suatu proyek mestinya harus SMART. Smart berarti Specific, Measurable, Achievable, relevant dan Timely.

Kerennya ICN, gak hanya teori yang kita dapatkan. Kita juga bisa langsung eksekusi ilmu atau latihan secara berkelompok. Juga kita melakukan deklarasi perubahan serempak.

Hari 3: ICN Festival 2014 (31 Mei 2014)

Di hari ketiga, diisi dengan kegiatan seminar nasional. Di Gedung Aula Prasmul, Nampak pula sekitar 400 mahasiswa yang ikut berpartisipasi di kegiatan tersebut. Hari ketiga juga hari dimana diumumkan para pemenang proyek sosial terbaik sekaligus penutupan. Semua peserta serempak menggunakan baju daerah masing-masing. Pada saat itu, saya menggunakan baju adat Sulawesi Tengah. Di hari penutupan juga, seluruh peserta melakukan performance bersama-sama. Entah apa yang kami lakukan. Hehe tahambur sepertinya coz persiapannya Cuma 2 hari. Saat pertunjukan, ada yang edisi paduan suara, bermain permainan tradisional, dan menari. Oiya ada juga hadir sepasang suami istri yang eksis di dunia musik. Enda dan pasangannya. Saya gak familiar, tapi aransemen musik mereka bagus banget. Seperti cerita-cerita dongeng gitu. Unik.

Para pemateri seminar yang hadir pada kesempatan itu yakni Ahok, Gebernur DKI Jakarta. Ada pula Lucy Wiryono, Founder Holycow Steakhouse. Ada juga Ronald Prasanto, yang berbisnis es krim menggunakan Molekul gas Atronomi (*CMIIW). Wuihhh unik banget ide dari Pak Ronal itu. Saya makan es dari gas loh. Gimana caranya? Hehe pokoknya ada alatnya. Kalau gak salah, alatnya hasil desain dari pemikirannya sendiri juga.

Hmmmm…di hari ketiga, akhirnya tiba lah waktu yang ditunggu-tunggu oleh peserta ICN 2014. Pengumuman pemenang proyek sosial. Dag dig dug doorrrr, Alhamdulillah, tak menyangka nama saya disebut awal. Tapi kata panitia, itu bukan urutan kejuaraan. Itu bersifat acak. Selanjutnya, ada Andi Wahyu Irawan dari Sulsel. Proyeknya tentang pembinaan pemuda gitu-Aksi Muda Indonesia. Terus ada Virda Altaria Putri dari Lampung. Proyeknya tentang pembuatan kapal nusantara. Lanjut, Rasyid Sidiq asal Yogyakarta. Proyek yang diajukan tentang pembinaan anak panti asuhan, berupa pemberian bimbel. Terakhir ada Marita Wulandari dari Kalimantan timur. Proyeknya tentang pengeboran tanah. (*Lupa jelasnya). Dan di situ saya tidak menyangka, ada dua orang perwakilan dari Sulawesi. Saya senang! Itu semakin menguatkan keoptimisan saya bahwa anak Sulawesi juga bisa. Pokoknya optimis aja buat teman-teman meski kita tinggal di daerah yang jauh dari ibukota Negara, itu bukan menjadi penghalang bagi kita untuk menang. Man jadda wajada!

PEMENANG

5 Pemenang proyek sosial ICN 2014. dari kiri ke kanan: marita, virdam rasyid, wahyu, dan saya

Dari situ saya menyadari bahwa ini lah akhir dari perjalanan saya mengikuti forum yang menurut saya terakhir di kala saya berstatus mahasiswa. Sungguh ditutup dengan momen yang sangat berkesan. Bisa bertemu dengan 30 peserta ICN 2014 yang luar biasa, para alumnu IMC 2013, para panitia ICN 2014, para pemateri yang menginspirasi. Dan Alhamdulillah saya bisa pulang tidak dengan tangan kosong. Sungguh menjadi unforgettable moment dalam sejarah hidup saya. Saya sangat bersyukur bertemu dengan orang-orang hebat seperti mereka, yang insya Allah dengan kehadiran mereka bisa mendorong saya untuk untuk menjadi pemuda yang lebih baik lagi dan bermanfaat. Aamiin. Sebab, sesungguhnya sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dan semoga kita semua menjadi bagian dari itu. Bermanfaat bagi orang lain meski sekecil apa pun yang telah kita lakukan. Just do the best! Sekian.

Salam yang muda yang menginspirasi!
Wassalam.

5 pemikiran pada “ICN 2014; an Unforgettable Moment in My Life

  1. wooow… pengalaman yang sangat menakjubkan. jadi pengen kaya’ mbak Puji… Amiiin…
    Mba’ boleh nanya ngga’???, kebetulan q sering ngintip blog mba’ hehe… aku jadi pengeeeen kuliah di universitasnya mbak.. walaupun setelah aku cari tahu universitasnya masih terakriditasi B, tapi itungga’ nyurutin kepengenan aku. tp aku binging,soalnya bisa dibilang aku berasal dari keluarga kurang mampu, dan aku orang Jawa Tengah. buat kuliah di daerah sendiri aja masih pikir2 dana apalagi kalau diluar daerah, belum biaya hidup. yang aku mau tanyain ada beasiswa untuk sekolah disana ngga’?? kalau bidikmisi sbmptn kaya’nya udah ngga’ bisa, soalnya aku mau daftar disana guruku melarang… jadi udah terlanjur ngga’ bisa.. walaupun dihati kecil aku pengen ngerubah,hicks hicks 😦
    jadi apakah ada beasiswa kuliah disana???

Tinggalkan Balasan ke fatimah Batalkan balasan